Minggu, 23 November 2014

Menentukan Ukuran Sampel



Menentukan Ukuran Sampel
Contoh Menentukan Ukuran/Jumlah Sampel (n) untuk Memperkirakan Rata-Rata Populasi (m)

Akan dilakukan penelitian “Rata-Rata Biaya Pendidikan Dasar per Murid per tahun di Provinsi Banten”. Banyaknya sekolah seluruh sekolah di provinsi tersebut dimisalkan ada 1.000 sekolah. Perbedaan rata-rata biaya pendidikan antara yang tertinggi dan yang terendah sebesar Rp 100.000. Bound of error atau kesalahan sampling tertinggi yang yang dikehendaki tidak lebih dari Rp 3.000. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.


Berdasarkan deskripsi kondisi di atas dapat ditentukan:
B. Contoh Ukuran/Jumlah Sampel (n) untuk Memperkirakan Proporsi/Persentase Populasi
Akan diteliti “Berapa Besar Persentase Sumber Biaya Pendidikan SD Negeri
yang Berasal dari PAD di Kabupaten Bandung”. Misalnkan seluruh SD Negeri yang ada di Kabupaten Bandung berjumlah 2000 sekolah. Bound of error atau kesalahan sampling tertinggi yang dikehendaki tidak lebih dari 5 persen. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.


Berdasarkan deskripsi kondisi di atas dapat ditentukan:

Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982 : 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (missal : pria wanita, pegawai negeri swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.


3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misal variable penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.

C. Skala Pengukuran
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio,yakni :
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklasifikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2.
2. Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
4. Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.

Alat Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa sejumlah pernyataan yang
harus dijawab oleh subyek yang menjadi sasaran atau responden penelitian.
Sebagai dasar pertimbangan penelitian ini menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data adalah seperti yang dikemukakan oleh (Hadi, 1997), sebagai
berikut:
· Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
· Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.
· Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.

Selain itu kelebihan angket menurut Walgito (1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan angket (Walgito; 1994) adalah seperti;
· Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut,
· Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket sifatnya agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden,
· Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada angket ini
beberapa yang diperhatikan adalah seperti; (1) menyusun petunjuk-petunjuk
untuk mengerjakan angket dengan jelas dan singkat, (2) menyusun pertanyaan
dengan menggunakan bahasa sederhana, jelas dan tidak menggunakan arti yang
ambivalen, (3) subyek tidak diwajibkan untuk menuliskan namanya, sehingga
subyek tidak perlu khawatir dan malu bahwa hal-hal yang ada pada dirinya akan
diketahui oleh orang lain.


Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel
Dalam setiap penelitian, tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi permasalahan atau penyimpangan. Besarnya penyimpangan yang dapat ditoleransi dalam suatu penelitian, tergantung pada sifat penelitian itu sendiri. Ada penelitian yang dapat mentolerannsikan penyimpangan yang besar; sebaliknya ada juga penelitian yang menghendaki penyimpangan yang kecil, sebab penyimpangan yang besar dapat menimbulkan kesimpulan yang salah.
Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu:
1. Penyimpangan karena Pemakaian Sampel (Sampling Error)
Seandainya tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan-satuan ukuran, definisi operasinal variabel, pengolahan data, dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sampel. Mudah dimengerti bahwa semakin besar sampelnyang diambil, semakin kecil pula terjadi penyimpangan. Apabila sampel itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian sampel pasti akan hilang.

2. Penyimpangan Bukan oleh Pemakaian Sampel (Non-Sampling Error)
Jenis penyimpangan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah:
· Penyimpangan karena kesalahan perencanaan. Misalnya karena tidak tepatnya definisi operasional variabel, kriteria satuan-satuan ukuran, dan sebagainya, memberikan peluang penyimpangan atau kesalahan pada hasil penelitian.
· Penyimpangan karena Penggantian Sampel. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan antara sampel yang diteliti dengan sampel yang ditetapkan. Misalnya, seseorang mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel tidak bisa dihubungi pada waktu akan diwawancarai atau diminta untuk mengisi kuesioner, lalu kita menggantinya dengan mahasiswa yang lain.
· Penyimpangan karena salah tafsir dari petugas pengumpulan data maupun responden, yang dapat menyebabkan jawaban yang diperoleh dari responden menyimpang dari yang sebenarnya.
· Penyimpangan karena salah tafsir responden. Biasanya disebabkan karena responden sudah lupa akan masalah yang ditanyakan.
· Penyimpangan karena responden sengaja salah dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi jika responden merasa curiga terhadap maksud dan tujuan penelitian, atau mungkin juga responden mempunyai maksud-maksud tertentu secara terselubung.
· Penyimpangan karena kesalahan pengolahan data, misalnya salah dalam menambahkan, mengalikan, dan sebagainya.

Sementara itu, masalah yang dihadapi dalam Pembuatan Kerangka Sampling, di antaranya adalah sebagai berikut:
· Blank Foreign Elements
Yakni jika data populasi yang diperoleh dari sesuatu sumber tidak sesuai dengan kenyataannya di lapangan, sehingga terjadi orang yang sudah terpilih sebagai sampel tidak ditemui di lapangan. Hal ini disebabkan mungkin karena pendataannya yang tidak akurat atau datanya sudah kadaluarsa.
· Incomplete Frame
Ketidaklengkapan kerangka sampling terjadi karena ada unsur populasi (orang) yang seharusnya masuk di dalamnya, justeru tidak tercatat.
· Cluster of Elements
Kerangka sampling yang kita miliki tidak selamanya sama dengan yang kita butuhkan. Misalnya, jika kita ingin meneliti pelajar sekolah dasar yang bertempat tinggal di Kota A, kita tidak akan memperoleh daftarnya, yang kita temukan hanyalah daftar nama sekolah dasar yang ada di Kota A.

Unit Analisis
Masih ada satu pembicaraan yang cukup penting yang berhubungan dengan masalah populasi dan sampel, yakni masalah unit analisis. Yang dimaksud uni analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Masih banyak peneltiti, khususnya peneliti pemula yang masih bingung membedakan antara pengertian objek penelitin, subjek penelitian, dan sumber data. Untuk menerangkan hal-hal tersebut perhatikanlah contoh berikut.
Dalam penelitian pendidikan peneliti ingin mengetahui metode yang paling banyak digunakan oleh guru-guru di SMA. Dengan kasus contoh ini objek penelitian atau variabel peneltian adalah metode mengajar. Subjek peneltiannya adalah guru itu sendiri (diwawancarai, diberi angket, atai diamati waktu mengajar) serta kepala sekolah yang sekirannya mengetahui tentang jenis metode mengajar yang digunakan oleh guru. Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai subjek peneltian berupa benda atau manusia. Dalam peneltian lain, mungkin subjek peneltian tersebut berupa sekolah, desa, bahkan mungkin negara. Untuk mengambil kesimpulan sekolajh-sekolah mana yang termasuk disiplin, mana kurang disiplin, yang menjadi objek peneltian adalah sekolah.
Sehubung dengan pengertian unit analisis ini peneliti harus mengarah pikirannya ke sana pada waktu menentukan sampel penelitiannya. Mungkin sekali seorang peneliti berkeinginan untuk menentukan sebuah kantor pemasaran, yaitu ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan sang direktur pemasaran. Waktu akan mulai mencari data, peneliti tersebut menjumpai beberapa karyawan, katakan sebanyak 30 orang. Pada waktu ditanya dia mengatakan bahwa subjek penelitiannya adalah 30 orang.
Benarkah bahwa banyakny subjek penelitian adalah 30 orang? Apakah bukan hanya satu orang yaitu sang direktur pemasaran? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu membedakan antara subjek penelitian, responden, dan informan.
1. Subjek penelitian
Adalah subjek yang dituju untuk diteliti olej peneliti, Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian.
2. Responden
Berasal dari kata respon atau penanggap, yaitu orang yang menanggapi. Dalam penelitian reponden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara.
3. Informan
Adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sebagai responden, apabila pemberi keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti. Istilah “informan” ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.


Kembali pada perbedaan antara subjek penelitian dengan sumber data. Setiap peneliti harus dapat membedakan secara jelas antara subjek penelitian dengan sumber data. Subjek peneltiain mungkin tidak perlu dijadikan sumberdata, jika penelitiannya memang tidak menghendaki demikian. Jika peneliti inginmemperoleh penjelasan tentang gaya kepemimpinan direktur, data dapat dikumpulkan dari suara para bawahan saja. Kiranya jawaban orang yang dikenai gaya kepemimpinan akan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban dari pemimpin itu sendiri. Namun ada penelitian lain yang menjadi seseorang sebagai subjek penelitian sekaligus sumberdata.


DAFTAR PUSTAKA

Murray R. Spiegel (1972), Theory and Problems of Statistics (SI-Metrik Editon), dialih bahasa oleh Drs. I Nyoman Susila, M.Sc, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992
Sugiyono (2008), Metode Penelitian Pendidikan suatu Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Tarsito , bandung, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prof.DR., Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Lexy J. Moleleing, Dr. M.A., Metodotologi Penelelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997
Soewarno, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data, Penerbit NOVA, Bandung, 1995
Stuart, Alan (1962) Basic Ideas of Scientific Sampling, Hafner Publishing Company, New York
Sarndal, Swenson, and Wretman (1992), Model Assisted Survey Sampling, Springer-Verlag.
Gy, P (1992) Sampling of Heterogeneous and Dynamic Material Systems: Theories of Heterogeneity, Sampling and Homogenizing
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada.

Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumadi, DR, Modul Statistik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, 2009





Referensi Blogger dan WEB

Vitri Widyaningsih, dr ., Tehnik Pengambilan Sampel.,
www.uns.ac.id
Dadang Sugiana Ph.D.,(Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung), Populasi dan Tehnik Sampling, e-mai:
dankfs@yahoo.co.id

Hasan Mustofa, Tehnik Sampling, (PDF), 2000
……………………., Tehnik Sampling, Universitar Gunadarma .pdf. Materi ke-4 Statistik, 2005

Rozaini Nasution, Prof. DR, Teknik Sampling, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Univesitas Sumatra Utara, 2009

Aspros PT, Populasi, Sampel,dan Tehnik Sampling

Suhermin, Teknik Sampling Untuk Menaksir Varians dari Populasi

Nugroho S., Tehnik Sampling, Diklat Metodotogi Penelitian Sosial, Bogor, 2005

Joudo Prihantono, Populasi dan Sampel. Pdf

Wikipedia, Tehnik Sampling























Uji Normalitas Data
Prosedur pengujian normalitas data :

1.Merumuskan formula hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW3wt6skT2JZQn4ZpgF7201-Cyl9rVHD7sxkRSAuXF-ofzQFVJa8kckhAEY9p7cKSL_nw2GcZifh8JK73JdRKHylL47jqc3BdpWgnI7AzjE_evuuOx320Nng1dyfoa5X2_46tswwtH_sY/s320/rumus1.JPG
dk = k – 3
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval

3. Menentukan Nilai Uji Statistik
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi23T3CMrOQpiYas79sa67vxaN_8KarYtO_XaGhR0ZBfiGQ_9S9WmjIv2o845nJ2KfpJa7IawKFWabmnXAWQDNc9Kdn_BhUSVe1xAXR0DHGKpGmF_xUTiHdJRIpVWeL-c1MpUyb7cvytY4/s200/rumus2.JPGKeterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i

4. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3DWAS37b0MUrOBbLXc-1-H7qydik4oCNcsqYEBl5-inFK_rAD7y8WnnDQ31EPISKNhs_eVq2WNXAxU5ZgYUj_J2PLEw5a9UpQUwp56-3xbRAY67iXP0t637GwQe4txo3M4Y4i-1zP_8k/s200/kriteria_pengujian.JPG
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilzPP2JRaG9mwp8L8Xcxdd4JYCHh31JkVpMqjIXg0FYWrcJFgBi7vOnPzQdHwjtol2DhJ4EGWB2MBwf1bEP6fNN9p6yfKfI0yEWpta29qJyoC53HI6kv93XyScTZL80dqwhm6plav0dqA/s320/grafik1.JPG5. Memberikan kesimpulan

Contoh :
Hasil pengumpulan data mahasiswa yang mendapat nilai ujian kalkulus I, yang diambil secara acak sebanyak 64. Dicatat dalam daftar distribusi frekuensi. Hasilnya sebagai berikut :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRDIMy7bHbM1rvDpIe4CiBuFIV78NCgE88u5qjWwH5lJpAeYiI8EI_qru-SLYMPqDgYnzKDgHRGw40MgZJ_MzrXlLKIzu-4r2ByPahmjQH-LbfFS0pcMVMuVQ92C5x_BRtPqgtkSOqqCM/s320/tabel3.JPGUjilah apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan a = 0,05 ?
jawab :
1. Menentukan mean
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRNE1Tq96CLdu2Du_bTGpqlSxqp7BQKTnBwrBIpQClF61lkcduE6jeYeWItrPEDAQ5jM0HOtRAJxizUwA4FBGUeyBIDHFbThCnv3JzaeeGzkS4jOI5ioR6bywgvZzwsw_KJ-IpHzZilC4/s200/rata-rata.JPG
2. Menentukan Simpangan baku
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_BKJzz5bCeKF1jfT30skvQIwXTGDPkfakGwj87wDpxeLlW0-nXsZ9AQsY5aja-ig2Nb1wDZ1YKqvIlfQzqegiH3XIs6nKx2rd8hDqxVWrbrGsBmEvqxeDOEJHLXxnRAUICspGbyX699A/s320/simpangan_baku.JPG
3. Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDzqpXJzQQQfLctZa5Xf0YR2xPL2W0wcIrdPnozNDPaenPXt_4IvfBgMxu3hwYyc3CTcA2zy47CpWVATlTccYxZLUUQV6OoEvhywaxEec1jEGftzV4RLN_KZQsDJjgMgTHcpKy37ltdn0/s400/batas_kelas.JPG(2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic09D-ugqDkYcYliM9GnOsLFmpgYF7jqEtv-8GOlyuPwh4FyZ8S2OqBIvtzKenRyBD6Al77vMPbhuB1lnns6PJgGJpVcJIkXasY29Hgj3yiFo4a1_6vQHpH_kRAKoOrV3c0CagVm4VIug/s400/z-score.JPG
(3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfJr5Xq9RHVtIrg_JtAxQwK9krwZ0vFS_7kMjUDKK46StZK7JnWIS7Wh9sUSYL6DT1xomL3oMLFXVZQZJz214HT6O2FN3VXNTRYUSMka5q0EaMoYUam-SubUAb-Fqz0BT_ZJX7dd3AXh4/s400/luas0-z.JPG,dst untuk nilai Z-score lainnya
Catatan :
Tanda ( - ) menunjukkan luas Z pada sisi kiri
Tanda ( + ) menunjukkan luas Z pada sisi kanan

(4) Mencari luas tiap kelas interval

Yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHv0Uf7aPkDe9_zdQmn309NSdJARvvn7IBZ-0wR1cxyySBo8Lc6-RM1Sup22WZOrjmZ8Xc45Rh_27-LsVKatmwMzXf5H7ozK1kOeUX-18ORoShEiT-k50dbAFbuLr9DNZ40aP8RdTF9-4/s400/luaskelasinterval.JPG


(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 64)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhabtds_kCaAY5Kl84qxPCqNrMNAt6w5Jie30HWpQ4y3YCNpj-Sq-Lyn2dAlB50_vVuBf8-ueDz8GPAAwn7_n-e0L0E3snHUeukThbb2PKKrjtoounKzpnDYL6q_lzRW8Qmg1yuEh13D2U/s320/Ei.JPG
Tabel frekuensi yang diharapkan dan pengamatan
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1dJQxZHTlU7zpfxhDMvAIs_TJNJF-HoiDWdANoHJIq9Uo48vYgIjO6Qq3CBv_oKIf_6ZgapTSs1oeXBqWdseSaGoGqfGXBoUYQGi4__OfZAdKwwP-ir6VnzGeM4jkNKd9o_8AT189I18/s400/tabel4.JPG


4) Merumuskan formulasi hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

5) Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCIMX8Xsgeviqiyxzgl8GEe3xHra_8KniE38OwA7uW_lNRZFTEiWyHTbZgOsnlXxu5rWfqi9BnpG11XshVijxDbtgnkxFmzkP4eE8oBf4R_u63_Y57jlAJdrJ1uonn8N1UNCfLDymM8As/s320/chi-tabel.JPG
6) Menentukan kriteria pengujianDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3DWAS37b0MUrOBbLXc-1-H7qydik4oCNcsqYEBl5-inFK_rAD7y8WnnDQ31EPISKNhs_eVq2WNXAxU5ZgYUj_J2PLEw5a9UpQUwp56-3xbRAY67iXP0t637GwQe4txo3M4Y4i-1zP_8k/s200/kriteria_pengujian.JPG

7) Mencari Chi-kuadrat hitung

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqovdIVaoUVrNTJqPGxiALObGD_sg-fAO_rz5SIzf8tqMYW5lrEabOS4AlgxTYsWXC65wbJCjvVdjtQG8YpfC9BtV_WXKMJDvy74yBBX1se21_TWoumhgksydYQPZlyhQi7sJobTVUe1U/s400/chi-hitung.JPG

Kesimpulan
Karena chi-kuadrat hitung = 3,67 < 9,49 = chi-kuadrat, maka Ho gagal ditolak
Jadi, data tersebut berdistribusi normal untuk taraf nyata 5%
Referensi :
Sudjana. 2002. METODA STATISTIKA. Tarsito : Bandung.




1.       Untuk mengetahui tingkat pencemaran air minum di suatu daerah, dilakukan penelitian dengan mengambil beberapa galon air dan air sumur penduduk.

2. Dalam rangka untuk mengetahui motivasi belajar siswa SMP pada mata pelajaran matematika, maka dilakukan penelitian pada lima buah SMP diambil secara acak.

3. Untuk mengetahui kandungan unsur tembaga dalam sebuah danau yang sudah tercemar, dilakukanlah sebuah penelitian.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYFO0fsNIuilD4abXFt6-dz3joHUgmQiEPsOc9BXgAsYOyqllFvuxf6KoxCYu5TVCObo7rghdNDRCsyxqNhrPW70qNwWVOyLAxda3CKD5AwVbnPaJ1fMHhuW1LbtN53YTHhA6V-lkkWM0/s80/Blus+Andita+09+-batik+model+terbaru.JPG
a. Tentukan populasinya.
b. Bagaimana cara pengambilan sampelnya?

4. Seorang guru matematika di SMP A ingin melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian kuis sebelum pelajaran matematika dimulai terhadap hasil belajar siswa. Tentukanlah:
a. populasinya,
b. sampelnya.

5. Petugas Departemen Kesehatan ingin meneliti kandungan zat pengawet yang terdapat dalam baso yang dijual pedagang di daerah A. Tentukanlah:
a. populasinya,
b. sampelnya.























Teknik Menentukan Sampel Yang Baik dan Contohnya
Sebelum kita mencari tahu bagaimana menentukan sampel yang baik.. kita artikan dulu apai itu Sampel ??? yaitu sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sedangkan Populasi yaitu keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

Apabila kita telah menetapkan masalah penelitian dan kita sudah membatasi populasi,maka masalah berikutnya yang muncul adalah kita memiliki keterbatasan dalam mengakses seluruh populasi, sehingga dikembangkanlah teknik untuk dapat mengambil keseimpulan berkaitan dengan populasi tetapi dengan data yang lebih terbatas. Data terbatas tetapi masih memiliki sifat atau karakteristik populasi tersebut dinamakan sampel.
Alasan Pengambilan Sampel
1. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga yang dimiliki peneliti.
2. Penelitiannya bersifat penjajagan.
3. Setiap unsur dalam populasi dianggap memiliki karakter yang sama (homogen)
Untuk menentukan jumlah sampel digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro Yamate :
N
n= ------------
N*d^2 + 1
dimana N adalah jumlah populasi dan d adalah tingkat presisi yang ditetapkan.
Misalnya jika diketahui jumlah populasi guru SD sebesar 138 orang dan akan dilakukan penelitian dengan tingkat presisi 10% maka jumlah sampel yang harus diambil adalah 58 orang.
Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi kurang lebih 100, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi lebih dari 1000, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 15%.

1. probability sampling
probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk terambil sebagai sampel, yang tergolong teknik ini adalah
1.a simple random sampling
Teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan anggota populasi tersebut.

1.b Proportionate stratified random samplng
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, teknik ini digunakan apabila anggota populasi tidak homogen berkaitan dengan karakteristik yang diteliti. Contohnya guru DKI jakarta yang mengikuti ujian sertifikasi :
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 370 orang
Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya dengan jumlah guru sesuai dengan bidang studi. Contohnya jumlah sampel guru bahasa Indonesia menjadi
pertama : tentukan dahulu jumlah sampel dengan presisi 10% menjadi

370
-------------- = 77.24 = 77 orang
370*0.1^2 + 1

kedua : tentukan jumlah sampel untuk masing-masing strata
100
--- x 77 = 20,8 = 21 orang
370

1.c Disproportionate random sampling
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yangn kurang proporional, contohnya

guru BP : 1 orang
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 371 orang

jumlah sampel untuk guru BP satu orang.

1.d Area sampling (sampel kluster )
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari tiap wilayah gewografis yang ada. Misalnya penelitian tentang tingkat pendidikan warga di desa tambakmekar RW 04. RW 04 terdiri dari 5 RT misalnya, maka sampel harus memuat warga dari tiap RT.

2. non propability sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk terambil sebagai sampel.

2.a Sampling sistematis
Pengambilan sampel yang didasarkan pada urutan anggota dalam populasi secara
seragam. Misalnya Diketahui daftar pelanggan PT Telkom yang telah diberi nomor dari 1 sampai 1000. Pelanggan yang diambil sebagai sampel adalah mereka yang memilki no urut kelipatan 1, 10, 20, 30, dan seterusnya.

2.b Sampling kuota
Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah ) sesaui dengan pertimbanga peneliti. Selanjnya jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil sampel. Contohnya untuk menentukan kuota haji penduduk indonesia yang berjumlah 250 jt orang maka diambil jatah 250.000 orang.

2.c sampling aksidental
Teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yangsecara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dijadikan sampel. Misalnya untuk meneliti produk sabun yang diminati konsumen pada supermarket X, maka diambil sampel pelanggan yang datang dan ditemui peneliti di hari tersebut.

2.d Purposive sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Misalnya peneliti ingin mengetahui tentang jenis penyakit warga desa tambakmekar maka yang dipilih menjadi sampel adalah para dokter, bidan atau mantri di puskesmas desa.

2.e sampling jenuh
Yaitu pengambilan sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel.

2.f Snowball sampling (getuk tular)
Teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil jumlah sampel sedikit terlebih dahulu, lalu dari jumlah yang sedikit tersebut berkembang menjadi banyak. Misalnya peneliti ingin mengetahui latar belakang keluarga para pecandu narkoba di suatu tempat, maka peneliti dapat memulai dari satu atau dua orang responden dahulu, selanjutnya dari informasi responden tersebut peneliti dapat menambah jumlah respondennya.

Sumber:
Riduwan, Drs, MBA (2006), Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti pemula, Bandung, Alfabeta 
http://tesis08.blogspot.com/2008/11/teknik-pengambilan-sampel.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar